Tuesday, April 3, 2007

Di balik isu buy back indosat Altimo Investasi 2 Miliar Dollar AS

Kompas, 21 Desember 2006 JAKARTA, KOMPAS -
Perusahaan investasi asal Rusia, Altimo, berencana menanamkan dananya di Indonesia sebesar 2 miliar dollar AS. Investasi itu dalam bentuk kepemilikan saham di beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia. "Strategi bisnis kami memang investasi portofolio. Kami melihat potensial pasar telekomunikasi di Indonesia sangat besar. Karena itu, kami telah memutuskan untuk menanamkan investasi di Indonesia," kata Vice President Altimo Andrei Zemnitsky, Rabu (20/12) di Jakarta.
Menurut Andrei, pihaknya sudah membidik beberapa perusahaan telekomunikasi Indonesia. Investasi akan dilakukan pada tahun 2007 dengan membeli 20 persen hingga 30 persen saham perusahaan telekomunikasi. "Kami belum bisa menyebutkan nama perusahaan yang sahamnya kami incar," kata Andrei Zemnitsky. Namun, Andrei mengisyaratkan, pihaknya lebih memilih perusahaan telekomunikasi yang bergerak dalam bisnis telekomunikasi berbasis teknologi GSM. "Pasar telekomunikasi tetap memang cukup besar, tetapi kami lebih tertarik pada pengembangan bisnis telekomunikasi bergerak, khususnya GSM," ujar Andrei lebih lanjut.
Selain di Rusia,
Altimo juga sudah mengembangkan investasi di beberapa negara tetangganya, seperti Ukraina, Kazakhstan, Uzbekistan, Georgia, dan Turki. Perusahaan yang diluncurkan pada 1 Desember 2005 di London ini sudah memiliki total kapitalisasi pasar sebesar 14 miliar dollar AS. "Kalau ditotal, jumlah pelanggan telepon bergerak di perusahaan-perusahaan yang investasinya kami tanam sebanyak 130 juta pelanggan," kata Andrei. Altimo sudah mengakuisisi 13,2 persen saham Turkcell, perusahaan operator telepon bergerak terbesar di Turki. Akuisisi itu merupakan investasi luar negeri terbesar yang dilakukan perusahaan dari Rusia.
Pada tahun 2007 Altimo tetap fokus untuk pengembangan investasi di sektor telekomunikasi dengan memperluas pasarnya di wilayah Eropa dan Asia. "Kami terus mencari peluang investasi di beberapa perusahaan operator telepon GSM di sejumlah negara. Target kami adalah negara-negara berpopulasi penduduk tinggi, yang penetrasi telepon bergeraknya masih sangat rendah. Jadi, selain Indonesia, India dan

No comments: